Tasikmalaya, Tintamerahnews.com – Pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia agar memiliki kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian baik, akhlak mulia, serta keagamaan, yang diperlukan oleh dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan negara.
Guna mencapai tujuan tersebut, diperlukan kondisi belajar yang kondusif dan jauh dari kekerasan. Namun, dewasa ini kita sering mendengar semakin maraknya kasus mengenai kekerasan yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Tindak kekerasan memang tidak diinginkan oleh siapapun, apalagi di bidang pendidikan yang seharusnya menyelesaikan masalah dengan cara yang edukatif.
Tindakan kekerasan ini bisa terjadi antara murid dengan murid atau guru dengan murid. Kekerasan dalam dunia pendidikan bukan hanya kekerasan fisik dan psikis saja, tetapi kekerasan seksual juga semakin merebak.
Hal ini disebabkan karena rendahnya kecerdasan emosional, kesejahteraan yang belum baik, tugas guru yang berat, dan masih banyak lagi.
Seperti halnya yang terjadi di pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, dimana sejumlah santri mendapatkan perlakuan tidak baik atau kekerasan dari santri seniornya hanya karena hal sepele.
Menurut salah satu keluarga korban penganiayan yang tidak mau disebutkan namanya menjelaskan kalau pihak keluarga sangat terpukul atas kejadian ini, karena anaknya di masukan ke pesantren tersebut menggunakan biaya yang mahal akan tetapi mendapatkan perilaku seperti itu.
“Anak saya di masukan ke pesantren Al Furqon itu menggunakan biaya yang mahal, tapi kenapa harus ada kejadian seperti ini, dimana bentuk pengawasan pihak pondok sampai terjadi hal yang tidak di inginkan, dan sekarang anak saya masih ada bekas luka di bagian tangan dan kepala,” ungkapnya, Rabu (24/05/23).
Saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, ustadz Ali Ahmad Fauzi selaku wakil Mudir bidang pendidikan pesantren Muhammadiyah Al-Furqon membenarkan terkait adanya penganiayaan yang dilakukan santri senior terhadap santri lain hanya karena hal sepele.
Ustadz Ali Ahmad Fauzi mengungkapkan kalau kejadian tersebut terjadi Jum’at malam sabtu kemarin ( 19/05/2023) sekitar pukul 21.00 WIB dengan jumlah korban kekerasan mencapai sekitar 2 orang bahkan ada korban yang langsung di larikan ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan pertolongan.
“Kejadian tersebut terjadi malam Sabtu kemarin dan itu semua di luar pengawasan kami. Kami pun mengetahui adanya kejadian tersebut dari santri lain yang berada di lokasi kejadian. Ada satu korban yang langsung kami bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan karena mengalami luka lumayan serius,” terang Ustadz Ali Ahmad Fauzi.
Ustadz Ali Ahmad Fauzi menambahkan kalau kejadian tersebut memang sangat salah dan tidak dibenarkan karena ada aturan-aturan yang berlaku di sekolah. Dirinya juga mengakui kalau pihak pondok pesantren Muhammadiyah Al-Furqon lalai dalam melakukan pengawasan.
“Alhamdulillah pihak pondok pesantren Muhammadiyah Al-Furqon sudah bertemu dengan pihak keluarga korban dan bersedia menanggung biaya pengobatan korban serta akan segera mempertemukan pihak pelaku dengan keluarga korban untuk islah,” pungkasnya. (Red)