Keadaan Sekolah Rusak Tak Membendung Para Siswa SDN IV Salawu Lepas Dari Euforia Keceriaan

Kab,Tasikmalaya TintaMerahNews.com – (12/03/2023). Siswa-Siswi kelas I sampai kelas VI Sekolah Dasar Negeri (SDN) Salawu IV Desa Salawu Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tampak riang bermain, bercanda di dalam kelas dan dihalaman sekolah saat jam istirahat, namun, di balik keceriaan itu, tersembunyi rasa takut terhadap keselamatan diri mereka.

 

Yang jelas Kondisi sekolah yang sudah tak layak dan tak nyaman untuk belajar alias rusak, karena ambruk akibat getaran gempa yang terjadi pada bulan Desember tahun 2020, sampai saat ini belum juga ada perbaikan, seakan para pejabat dari Dinas Pendidikan setempat sepertinya dengan sengaja melakukan pembiaran.

 

Penulis mengunjungi sekolah tersebut untuk ketiga kalinya, oleh karena ingin melihat lebih jelas kerusakan ruangan kelas itu, terutama apa saja kerusakan selain bagian atap, terlihat plafon ruang kelas sebagian besar sudah sangat menghawatirkan dan hanya menyisakan rangka yang terbuat dari kayu dan bambu.

 

Kepala sekolah SDN IV. Iyan Pardiana mengatakan bahwa kehawatiran akan keselamatan anak didik kerap menghantui mereka serta para pengajar, karena (plafon) sering jatuh saat sedang aktivitas belajar mengajar di kelas. Walaupun sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu setiap harinya.

 

Pada dasarnya bukan sekadar materi belajar yang menjadi pikiran para murid. Bukan hanya pelajaran-pelajaran sulit yang menimbulkan ketakutan, tapi juga hal yang lebih mendesak, yakni keselamatan jiwa mereka saat belajar, pungkasnya.

 

Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tidak memungkinkan sama sekali untuk memperbaik sekolah, sebab jumlah murid yang terbatas. Sementara untuk mengandalkan dukungan pembangunan dari masyarakat sekitar, mayoritas merupakan warga yang hanya berprofesi sebagai buruh dan petani.

 

Walaupun keadaan sekolah rusak tak membendung para siswa lepas dari euforia keceriaan, terlihat dihalaman sekolah melakukan berbagai kegiatan olahraga, khususnya yang digemari oleh mereka.

Insiden ambruknya atap gedung sekolah yang dahulu terjadi tampaknya sudah terlupakan.

 

( Iwan Singadinata )

Exit mobile version