Pada dasarnya bukan sekadar materi belajar yang menjadi pikiran para murid. Bukan hanya pelajaran-pelajaran sulit yang menimbulkan ketakutan, tapi juga hal yang lebih mendesak, yakni keselamatan jiwa mereka saat belajar, pungkasnya.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tidak memungkinkan sama sekali untuk memperbaik sekolah, sebab jumlah murid yang terbatas. Sementara untuk mengandalkan dukungan pembangunan dari masyarakat sekitar, mayoritas merupakan warga yang hanya berprofesi sebagai buruh dan petani.
Walaupun keadaan sekolah rusak tak membendung para siswa lepas dari euforia keceriaan, terlihat dihalaman sekolah melakukan berbagai kegiatan olahraga, khususnya yang digemari oleh mereka.
Insiden ambruknya atap gedung sekolah yang dahulu terjadi tampaknya sudah terlupakan.
( Iwan Singadinata )